Profesi-profesi baru tersebut,antara lain social media specialist, bloggers relation, social media planner, twitter master, digital media analyst, community manager, social media campaign specialist, dan search engine optimization(SEO) specialist. Setidaknya delapan pekerjaan ini merupakan hot jobs di Amerika Serikat.
Seperti dituturkan Yuswohady selaku mantan chief executive MarkPlus Institute of Marketing dalam acara Diskusi Tahunan Para Dosen The London School of Public Relations (LSPR) Jakarta. Sejumlah profesi ini memang masih sangat asing di telinga kaum pekerja Indonesia.
“Namun, melihat perkembangan pengguna internet di Indonesia, makin maraknya Facebook dan Twitter,munculnya kepedulian dunia usaha menjaring dan berinteraksi dengan konsumen melalui media sosial, bukan tak mungkin profesi ini akan semakin banyak dicari,” kata Yuswohady yang sudah menulis 40 buku mengenai pemasaran ini.
Dilanjutkan Yuswohady, social media secara fundamental mengubah cara perusahaan berkomunikasi. Maraknya Facebook, Twitter, Plurk, blog,Wiki,Youtube, dan lainlainnya memaksa perusahaan meningkatkan cara komunikasi yang semula satu arah dan dua arah menjadi segala arah. “Maka, tidak heran semakin banyaklah dibutuhkan profesi yang menangani media sosial ini,” sebut Yuswohady.
Hal ini dibenarkan oleh CEO Virtual Consulting PT Virtual Media Nusantara Nukman Luthfie. Ia mengatakan, sebuah artikel berjudul Newest Professions, Growing Salaries membahas berbagai profesi baru dengan gaji yang semakin membengkak.Salah satunya ternyata adalah profesi blogger dan manajer media sosial. Jika diartikan, social media sejatinya adalah spesialisasi dari public relation yang menggunakan perkembangan teknologi jaringan sosial seperti RSS, Twitter, Facebook, dan blogs.
“Beberapa tahun lalu, tugas seorang media sosial dikerjakan oleh marketing manager atau direktur komunikasi. Sekarang, bidang media sosial mempunyai jejak karier tersendiri,”papar Nukman. Bahkan, di Amerika Serikat, seorang blogger dapat menghasilkan kurang dari USD20 per jam.
Dan, kebanyakan blogger bekerja paruh waktu. Simak berapa pendapatan yang bisa dihasilkan seorang direktur media sosial, yakni sekitar USD70.000. Sementara, manajer media sosial dapat menghasilkan USD50.000. Orang bersangkutan tentunya harus memegang gelar S-1 dan benar-benar menguasai mengenai marketing, public relation, dan media baru ini.
Seorang blogger misalnya, dituntut untuk memahami berbagai media jejaring sosial yang ada serta bekerja dengan web tools. Tidak jauh berbeda dengan community manager yang bekerja melalui forum dan jejaring sosial. Ada pula internet marketing yang akhirnya melahirkan profesi baru yang tak pernah ada sebelumnya, seperti ahli online marketing communications, ahli iklan online, ahli virtual marketing, web architect, web consultant, ataupun ahli adsense.
Selain itu, internet marketing juga melahirkan pengusaha- pengusaha online baru yang menyemarakkan dunia entrepreneurship Indonesia. Karena blog dan berbagai media sosial mulai dilirik dunia usaha, perusahaan besar pun mulai semakin antusias melengkapi situsnya dengan blog,menjalin jaringan dengan Twitter, Facebook fan, dan menambah fitur untuk memudahkan siapa pun berinteraksi dengan perusahaan tersebut dengan umpan balik, komentar, forum, dan RSS. Tampaknya perusahaan juga semakin yakin untuk memasang iklan lewat media online ketimbang konvensional seperti televisi atau radio. “Merujuk pada Amerika, diperkirakan tahun 2015 perusahaan surat kabar akan makin menghilang dan orang akan mengandalkan media online,” kata Yuswohady.
Disadariatautidak, media online merupakan alat komunikasi yang low budget, high impact. Maka itu, perusahaan akan lantas mempekerjakan orang-orang yang andal di bidang media ini.Nah, berbicara soal profesi ini, maka tidak lain,tidak bukan, ada dua profesi yang dipandang menjanjikan yakni public relation dan social media marketing. Dari kacamata online marketing, social media merujuk pada sebuah wahana online yang konten utamanya diisi dan didominasi oleh publik, bukan oleh karyawan perusahaan pemilik wahana tersebut. Youtube, Facebook, dan Friendsteradalah beberapa contohnya.
Social media marketing and PR sendiri adalah upaya memanfaatkan secara komersial para pencinta merek atau perusahaan untuk mempromosikan diri mereka melalui berbagai kanal social media. social media marketing dan PR adalah sebuah kolaborasi massal, orkestra publik di dunia maya,yang pada hakikatnya saling memberi dan menerima informasi. Akar dari social media marketing and PR adalah melibatkan konsumen dalam sebuah percakapan maya yang saling memberikan nilai tambah buat kedua belah pihak, baik konsumen maupun produsen. PR yang dibutuhkan pun kini PR2.0. Pertanyaannya sekarang, apakah perguruan tinggi sudah siap membekali mahasiswanya dengan berbagai keterampilan yang dibutuhkan dalam menjawab tantangan masa depan?
Yuswohady menuturkan, ada baiknya mulai sekarang perguruan tinggi mulai berbenah diri untuk menyesuaikan kebutuhan dunia kerja. “Misalnya dengan membuka program media sosial,” tuturnya. (sri noviarni)(Koran SI/Koran SI/rhs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar